Tak Cuma Kesepian, Orang dengan Gangguan Pendengaran Rentan Demensia
Hi, selamat sore di blog AUTOGOBLOOG , artikel ini akan membawa pembahasan tentang kesehatan jantung Tak Cuma Kesepian, Orang dengan Gangguan Pendengaran Rentan Demensia simak selengkapnya
Liputan6.com, Jakarta - Gangguan pendengaran bisa berimbas pada hubungan sosial seseorang akibat sulitnya mereka berinteraksi dengan sekitar.
Ahli provokasi rungu dengan direktur perusahaan alat bantu tangkap (suara) Starkey Hearing Technologies, Manfred Sotifl, mengatakan bahwa kondisi tersebut akhirnya mendorong orang-orang dengan provokasi rungu menjadi lebih mudah merasa kesepian.
"Ketika seseorang sudah merasa kesepian, bisa berdampak pada kesehatan mental dengan fisik akan cukup besar," kata Manfred di Jakarta baru-baru ini.
Judy Grobstein, pengajar dengan pelatih rungu menambahkan bahwa gangguan pendengaran pun akan berdampak dengan kepribadian seseorang.
"Dengan gangguan pendengaran, anak buah akan condong menutup diri dengan merasa terkucilkan dari lingkungan sekitar," ujar Manfred.
Orang dengan Gangguan Pendengaran Berisiko Demensia
Gangguan rungu ternyata juga dapat menembakkan munculnya provokasi lain seperti demensia.
Demensia adalah kondisi saat seseorang mulai mengalami penurunan fungsi otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat dengan cara berpikir.
"Gangguan rungu tidak hanya terfokus pada seberapa berat gangguannya, tetapi seberapa lama provokasi rungu itu sudah terjadi," kata Stoifl.
Dalam konferensi pers peluncuran alat bantu tangkap (suara) Livio AI, Senin, 16 September 2019, Stoifl menjelaskan bahwa ketika seseorang cecap provokasi rungu yang cukup lama, otak akan beradaptasi dengan tidak terbiasa untuk tidak mendengar.
Ketika mendengar sesuatu, otak akan memproses untuk memahami apa yang dimaksudkan. Semakin banyak bunyi yang Anda dengar, semakin sering Anda berusaha fasih bunyi tersebut.
Oleh sebab itu, jika ada bunyi baru yang masuk, otak belum tentu bisa memahami bunyi itu. Hal tersebut yang membuat seseorang dengan provokasi rungu memiliki risiko demensia yang lebih tinggi.
"Telinga belajar mendengar dengan mengidentifikasi bunyi secara natural. Kalau saya tidak mendengar suara-suara lagi, maka apa yang pernah saya tangkap (suara) akan terlupakan dengan otak menjadi tidak berfungsi," jelas Stoifl.
Kondisi tersebut membuat otak tidak terlatih lagi dengan apa yang sudah dipelajari bisa menghilang. Salah satu penelitian juga membuktikan bahwa anak buah dengan provokasi rungu berisiko 3 kali lipat lebih mudah untuk terjatuh.
Penulis: Diviya Agatha
Saksikan juga video beserta ini:
Rexona Dry Serum Exclusive Launch
Begitulah penjelasan mengenai Tak Cuma Kesepian, Orang dengan Gangguan Pendengaran Rentan Demensia semoga info ini menambah wawasan terima kasih
Artikel ini diposting pada kategori kesehatan jantung, kesehatan mental,
Belum ada Komentar untuk "Tak Cuma Kesepian, Orang dengan Gangguan Pendengaran Rentan Demensia"
Posting Komentar