Kisah Juni : Jangan panggil abdi si lemot

Kisah Juni : Jangan panggil aku si lemot

Allow, selamat malam di blog AUTOGOBLOOG , pada kali ini akan dibahas mengenai pernikahan dalam islam Kisah Juni : Jangan panggil aku si lemot simak selengkapnya

Hello Goolas, cukup lama goelasmin gak update sejarah inspiratif di Goolali, maklum kemarin dulu goelasmin meriang jadi bawaannya pengen tidur mulu. Oke, sejarah inspiratif kali ini bakal menceritakan tentang bullying yang dialami oleh akang Juni di tempo SMA dulu. Seperti biasa, karena Goelasmin terpentok dengan perjanjian privasi, maka cap Narasumber bakal diinisialkan, sedemikian itu juga dengan cap tempat yang terjadi di sejarah beliau .  Mas Juni ini merupakan konsultan asas untuk cacat satu perusahaan Nasional.

Cerita beliau, saat SMA, akang Juni ini sering dibully dan dijuluki "si lemot" oleh teman sekelasnya, apalagi jumlah guru pun juga ikut-ikutan memanggil "si lemot". Sepertinya menarik, langsung saja yuk simak ceritanya.

Goolas, perkenalkan namaku Juni, abdi teman dekatnya Goelasmin, biar ceritaku bisa ditayangkan di Goolali hehe. Aku sekarang bekerja sebagai konsultan asas untuk cacat satu perusahaan Nasional.

Kalau flashback ke masa SMA, rasanya hatiku hancur dan marah. Siapa sih yang gak marah andaikan dipanggil dengan sebutan "si lemot"? Yap, abdi mendapatkan bullyian itu saat di SMA. Waktu itu kelasku cukup disiplin Matematika, Aku disuruh maju oleh bungkus Tamim, guru Matematika di SMA di kelas 2 yang terkenal killer. Dan abdi gak bisa mengerjakan soal tersebut, bukannya diajari abdi malah dirundung. " Gitu aja kamu gak bisa ngitung, itu otak dipakai makanya biar gak lemot" kata Pak Tamin. Satu kelas mesem dekak mendengar abdi dikata-katain. Aku pun kembali ke tempat dudukku sambil menahan malu. Ku kira panggilan "si Lemot" bakal berakhir pada saat mata disiplin Matematika selesai. Ternyata bahkan berlanjut cukup abdi lulus SMA.

Gak di sekolah, bertemu di jalan, temen sekelasku tetap menyapaku dengan panggilan "si Lemot". Aku sempat membentak cacat satu sahabatku yang ikut-ikutan memanggilku "si Lemot", tapi segala apa jawabnya dia, " Itu bercanda kali, nir- baper". Whaaat... nir- baper? abdi sedemikian itu marahnya sama sahabatku itu. Aku gemar sekali cepat-cepat lulus SMA, biar cepat gak bertemu mereka.

Semakin hari, mengatur malah semakin nglonjak. Bahkan entah apa pasal panggilan "si Lemot" menjadi terkenal satu sekolahan. Awalnya abdi gak masalah, tapi lama-lama abdi jadi buntur untuk sekolah. Melinda adalah satu-satunya alasanku untuk masuk sekolah. Dia adalah cewek yang cukup abdi dekatin. Udah bener-bener deket, cukup akibatnya siap cacat satu temannya Melinda yang ngomporin, "Mel.. kamu mau sama jaka yang lemot gitu?" sambil mesem sinis. Dan itu membuat Melinda menjadi menjauhiku.

2 tahun abdi kudu meluluskan mengatur memanggilku " sang Lemot". Itu pun ditambah guru Fisika, dan guru Kimia yang juga ikut-ikutan. Padahal abdi masuk kelas IPS, dan sama sekali gak pernah bertemu beliau berdua, aneh kan. But it's oke, ku peroleh sambut bullyan itu.

Waktu pun cepat berlalu, Aku bakal menghadapi Ujian Nasional. Ketakutanku cuma satu ialah gak lulus karena nilai Matematika. But, show must go on.. abdi belajar maksimal untuk mata disiplin ini.

And then selepas nilai Ujian Nasional diumumkan, abdi lulus juga dengan nilai matematika berada di batas minimal. Yang penting lulus lah.

Selepas SMA, abdi melanjurkan kuliah di Surabaya, karena ayahku dipindah tugaskan ke sana, dan kami sekeluarga diboyong ke Surabaya. Aku memikat jurusan ilmu Hukum, karena berdasarkan nilai sekolahku, abdi memenangi di PKN dan ilmu sosial bagai Sosiologi dan Sejarah. Ternyata pilihanku tepat, abdi pun cuma menempuh program Sarjanaku selama 3 tahun 3 bulan saja. Selepas itu, abdi latah pendidikan profesi advokat dan berhasil lulus juga. Berhubung abdi sudah memiliki sertifikat advokat, abdi berencana untuk mendirikan kantor advokat sendiri. Tapi di tengah jalan, abdi diajak oleh cacat satu Dosenku untuk menjadi konsultan asas di cacat satu Perusahaan Nasional yang siap di Surabaya. Aku pun gak mau melepaskan kesempatan ini, akibatnya abdi ikut memikat bagian menjadi cacat satu konsultan asas disana.

Awal karir, abdi hanya mendapatkan upah minimum Surabaya, tapi gak masalah. 2 tahun kemudian, Dosenku pun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai konsultan hukum. Aku juga gemar ikut mundur, karena dosenku itulah yang mengajakku menjadi konsultan hukum, tapi abdi bahkan dihalang-halangi oleh beliau. Beliau percaya abdi mampu menggantikannya. Apa boleh jadi, abdi pun meluluskan tanggung balas tersebut. Sejak tahun 2015 cukup sekarang abdi mengampu tim konsultan asas di perusahaan tersebut.

Bulan Maret kemarin, abdi mendapatkan undangan reuni SMA dari cacat satu temen kelasku, dia cukup detik ini masih memanggilku dengan sang "Lemot". Selama ini abdi sengaja gak pernah mongkok di daftar reunian, tapi berhubung abdi kangen dengan Jogja, abdi putuskan untuk ikut.

Di daftar reunian bagai biasa, teman-teman sekelasku masih saja memanggilku " sang Lemot", tapi kali ini abdi santai menanggapinya berbeda saat tempo SMA dulu. Ketika abdi cukup memikat minum, pundakku ditepuk oleh cacat satu alumni. " Pak Juni? Bapak Ketua Tim hukumnya Indo**** kan? Wah gak nyangka kelihatan saya satu bala pak, saya Mei pak.. staff production divisi susu pak." Begitu sang Mei ngomong gitu, teman-temanku yang masih memanggilku "si Lemot" tadi melongo. Setelah bercakap-cakap dengan Mei, Mei pun kembali ke gengnya. Dari kejauhan, Melinda memanggilku. Aku pun menghampirinya. Yap, dia anak dara pujaanku lalu yang selalu ku dambakan, tapi dia menjauh saat abdi diejek " sang Lemot".

Aku pun menyapanya, "tumben, gak manggil abdi "si Lemot"?" Dia pun berdoa ampun karena di masa lalu dia menjauhiku. Aku pun gak mempermasalahkannya. Dia mulai menjurus ke arah percintaan, dia mulai merayuku. Aku pun dengan sopan menolaknya. " Maaf Mel, abdi lalu memang acap kamu,bahkan cinta sama kamu, tapi saat kamu tau andaikan abdi dipanggil "si lemot" kamu pun menghindar denganku dan jual mahal." Dia pun berulang kali berdoa ampun dan minta agar abdi memulai kisah cintanya juga dengan dia. Aku pun langsung bersicepat meninggalkan dia dan menuju ke stand makanan. Di kejauhan, abdi melihat bungkus Tamim yang tubuhnya tidak sekekar lalu lagi. Aku menghampirinya dan menyapanya.

" Malam bungkus Tamim, masih ingat saya?" dia pun mencoba-mengingat-ingat tapi nampaknya kesulitan. " Saya "si Lemot" pak.." lanjutku dengan ramah. Dia pun memelukku, sambil berambai-rambai air mata, dia berdoa ampun kepadaku. " Maaf nak, tempo SMA abah mengatai kamu lemot,bahkan cukup satu sekolahan memanggilmu "si Lemot". Bapak bangga,ternyata kamu sukses. Barusan abah tanya ke Mei, dia ngobrol sama siapa. Dan abah kaget andaikan kelihatan kamu, siswa yang lalu abah sebut "si Lemot". Dia pun bercerita tentang kehidupannya, di tahun 2016 Pak Tamim memutuskan untuk pensiun Dini karena stroke ringan dan mulai pikun. Setelah bercengkrama dengan Pak Tamim, abdi memutuskan untuk kembali ke Hotel karena kelelahan.

Aku pun berpamitan dengan teman-teman sekelasku dulu. Keesokan paginya, abdi kembali pulang ke Surabaya untuk kembali bekerja. Kangen dengan jogja, Jumat kemarin dulu abdi main ke jogja dengan jumlah teman kuliahku dulu. Nah, cacat satu teman kuliahku lalu kelihatan teman mainnya Goelasmin. Begitu ceritaku. Btw, Goelasmin ini kelihatan kegemaran kulineran ya.. abdi di Jogja cuma 3 hari tapi berat badanku naik 2 kilo. Sukses terus buat Goolali.

Buat kamu yang gemar membagi sejarah inspirasimu , kamu bisa kirim ke email : goelaliindonesia@gmail.com

Tapi, sementara ini kami belum bisa memberikan apa-apa selain lafal peroleh sambut kasih hehe.

Baca juga sejarah inspiratif lainnya :

Kisah Ida

Kisah Fera

Kisah Wulan

Sekian detil tentang Kisah Juni : Jangan panggil aku si lemot semoga tulisan ini bermanfaat terima kasih

Artikel ini diposting pada label pernikahan dalam islam, pernikahan sederhana, tips suara bagus,

Belum ada Komentar untuk "Kisah Juni : Jangan panggil abdi si lemot"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel